Berbicara Sesuai Konteks Lawan Bicara
Lama
saya memandangi sehelai kertas lembar penilaian itu! Akhirnya, tangan saya
mantap menuliskan nilai 2 pada kertas tersebut. Nilai 2 saya rasa tepat, karena
memang saya tidak menyampaikan materi pelatihan dengan sederhana dan mudah
dimengerti. Dalam skala 1-5, nilai 2 artinya kurang.
Harus
saya akui, saya memang mengalami kesulitan dalam hal penyampaian ketika
menjelaskan materi Gaya Penyelesaian Masalah, dalam sebuah pelatihan yang
diikuti oleh para pekerja garmen. Saya sangat bingung. Bagaimana
menjelaskan (mengkomunikasikan) Kolaborasi, Kompetisi, Kompromi, Avoiding,
Akomodasi -yang merupakan gaya penyelesaian masalah- dengan cara sederhana dan
dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta.
Komunikasi
memang tidak mudah. Ia tidak hanya butuh keahlian, tapi juga seni dalam
memahami lawan bicara dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan mereka. Sebab
jika tidak, alih-alih peserta mengerti, mereka akan acuh tak acuh mendengarkan
pembicaraan kita. Parahnya lagi, mereka bisa saja meninggalkan kita berbicara
sendirian
Saya
jadi ingat ketika SBY berpidato di hadapan ribuan anak pada perayaan Hari Anak
29 Agustus lalu. Dengan sasaran pidato anak-anak, SBY menggunakan bahasa
“tingkat tinggi” yang sulit untuk dipahami oleh anak-anak. SBY juga menggunakan
istilah-istilah Bahasa Inggris, dimana tidak semua anak mengerti bahasa
Inggris. Apalagi, istilah Inggris yang diucapkan SBY, adalah istilah yang
menyangkut konteks pembangunan, bukan istilah bahasa Inggris sehari-hari yang
dekat dengan dunia anak.
Berikut
beberapa contoh bahasa Inggris yang diucapkan SBY dalam pidatonya pada ribuan
anak:
- Mindset
- Culture shock
- Future shock
- all the flowers of all the tomorrows are in the seeds today
Yah,
jelas saja kalau anak-anak bosan, mengantuk, dan bahkan ada yang tertidur.
Karena, bahasa yang digunakan itu terasa “jauh” dari dunia anak-anak.
Jadi,
jelaslah bahwa berkomunikasi dalam bahasa yang sesuai dengan lawan bicara,
adalah syarat penting demi tercapainya tujuan komunikasi. Masalahnya adalah,
bagaimana caranya agar kita bisa berkomunikasi dalam bahasa yang sesuai dengan
lawan bicara? Tak ada rumus pasti. Semua tergantung kemauan diri untuk memahami
“apa dan siapa” lawan bicara dan mencoba berbicara dalam ranah mereka.
Berbicaralah menurut konteks lawan bicara! Disertai niat tulus, niscaya tujuan
komunikasi pasti tercapai.
Sumber : http://puansarisiregar.wordpress.com/2012/09/03/berbicara-sesuai-konteks-lawan-bicara/